Advertisement
![]() |
Jakarta - Pemerintah berencana mengganti produk yang dijual pedagang baju bekas impor, seperti di Pasar Senen, dengan produk lokal.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan 1.300 merek lokal untuk ditawarkan kepada pedagang sebagai pengganti baju bekas impor.
"(1.300 merek) itu beragam. Ada baju, celana, sepatu, sandal, totalnya ada sekitar 1.300 merek," ujarnya setelah rapat di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (17/11).
Maman menambahkan, saat ini pemerintah masih berdialog dengan pedagang baju bekas impor untuk mengajak mereka beralih ke produk lokal. Pemerintah ingin memastikan kegiatan usaha para pedagang tetap berjalan meski penjualan baju bekas impor dilarang.
"Usaha mereka akan tetap berjalan, tetapi pasokan produknya pasti akan menipis. Ini tidak boleh kita biarkan. Oleh karena itu, kita akan menggantinya dengan produk merek lokal," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, mengungkapkan bahwa pedagang pakaian bekas impor di Pasar Senen bersedia menjual produk lokal jika difasilitasi oleh pemerintah.
Temmy menjelaskan, para pedagang mengakui bahwa tidak mudah untuk langsung beralih karena sudah puluhan tahun berjualan pakaian bekas impor. Namun, mereka berkomitmen untuk mulai menjual produk lokal secara bertahap.
"Mereka sudah bertahun-tahun berjualan pakaian bekas impor, dan sekarang kita mencoba mengalihkan ke komoditas baru, ini pasti butuh waktu," kata Temmy.
Selain pedagang Pasar Senen, Kementerian UMKM juga akan segera bertemu dengan pedagang pakaian bekas impor di Pasar Gedebage, Bandung, untuk memberikan pemahaman mengenai kebijakan pemerintah.
"Kami juga akan bertemu dengan pedagang di Gedebage. Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mendata jumlah pasti pedagang pakaian bekas impor di seluruh Indonesia. Dengan demikian, kita bisa menyiapkan sistem pendukung yang sesuai," pungkasnya.
