Advertisement
![]() |
Jakarta - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada hari Senin (15/9), dipicu oleh serangan drone Ukraina yang menyasar fasilitas energi di Rusia. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan terhadap ekspor minyak mentah dan bahan bakar Rusia. Pasar juga tengah mengamati prospek pertumbuhan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak Brent naik 36 sen atau 0,5 persen menjadi US$67,35 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 36 sen atau 0,6 persen, mencapai US$63,05 per barel.
Sebelumnya, kedua kontrak acuan ini telah mencatat kenaikan lebih dari 1 persen sepanjang minggu lalu, seiring dengan meningkatnya intensitas serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia.
Serangan tersebut menargetkan beberapa fasilitas penting, termasuk terminal ekspor minyak terbesar Rusia, Primorsk, dan kilang Kirishinefteorgsintez (Kirishi), yang merupakan salah satu dari dua kilang minyak terbesar di negara tersebut.
Analis JPMorgan, yang dipimpin oleh Natasha Kaneva, menyatakan dalam risetnya, "Serangan ini mengindikasikan peningkatan niat untuk mengganggu pasar minyak global, yang berpotensi menekan harga ke atas."
Kilang Kirishi, yang dioperasikan oleh Surgutneftegaz, memproses sekitar 355 ribu barel per hari, setara dengan 6,4 persen dari total produksi minyak Rusia.
"Jika ini mencerminkan perubahan strategis Ukraina yang menyasar infrastruktur ekspor minyak Rusia, maka risiko kenaikan harga menjadi lebih tinggi," ujar analis pasar IG, Tony Sycamore. Namun, ia juga menyoroti kekhawatiran terkait kelebihan pasokan akibat rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
Di sisi lain, sebuah perusahaan minyak di wilayah Bashkortostan, Rusia, menegaskan akan mempertahankan tingkat produksinya meskipun menjadi sasaran serangan drone pada hari Sabtu lalu, seperti yang disampaikan oleh Gubernur setempat, Radiy Khabirov.
Ketegangan terhadap Rusia semakin meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali menyatakan kesiapannya untuk menjatuhkan sanksi tambahan. Trump juga mendesak negara-negara Eropa untuk mengambil langkah serupa dengan kebijakan AS.
Investor juga memantau perkembangan pembicaraan dagang AS-China yang berlangsung di Madrid sejak hari Minggu (14/9). Washington mendesak sekutunya untuk mengenakan tarif atas impor dari China terkait pembelian minyak Rusia.
Sementara itu, data ketenagakerjaan AS yang kurang memuaskan dan kenaikan inflasi pada minggu lalu menimbulkan kekhawatiran tentang prospek ekonomi dan permintaan energi, bahkan ketika Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 16-17 September mendatang.
