Advertisement
.jpg) |
| Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. |
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengajukan anggaran Rp184 triliun untuk tahun 2026, meningkat sekitar Rp17 triliun dari pagu indikatif Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp167 triliun. Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR.
Sjafrie menjelaskan bahwa angka Rp167 triliun dinilai tidak mencukupi kebutuhan Kemenhan. Ia menekankan bahwa anggaran pertahanan tak dapat diukur semata-mata dari nilai rupiah, mengingat pentingnya menjaga kedaulatan negara. Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk berbagai keperluan, termasuk kesejahteraan prajurit dari berbagai pangkat.
Lebih rinci, sekitar 50% dari anggaran diajukan untuk belanja pegawai, sementara sisanya untuk belanja modal, termasuk pengadaan alutsista. Sjafrie menyoroti proporsi belanja modal yang masih relatif kecil dibandingkan dengan belanja pegawai, sementara kebutuhan alutsista sangat besar.
Dengan pagu indikatif Rp167,4 triliun, Kemenhan menempati posisi kedua terbesar setelah Badan Gizi Nasional (BGN) dengan Rp217,8 triliun, dan di atas Polri dengan Rp109,6 triliun. Permintaan tambahan anggaran ini menunjukkan komitmen Kemenhan untuk memastikan kekuatan pertahanan negara dan kesejahteraan prajurit.
